Kamis, 18 Desember 2014

Tari Saman


 
Siapa yang tidak mengenal Tari Saman dari provinsi Banda Aceh ini. Sebuah tari yang
sangat kesohor dengan gerakan yang cepat namun tidak menimbulkan keraguan bagi
penarinya. Terkadang kita berfikir, gerakan yang begitu indah dan cepat bisa saja
menimbulkan keraguan bagi penarinya. Namun itulah Tari Saman, sebuah tari yang
sagat enerjik, indah dan penuh pesan-pesan islami yang disampaikan dalam tari
tersebut.

Keindahan dan keunikan tari tersebut telah mengantarkan Tari Saman diakui oleh
lembaga dunia UNESCO sebagai warisan budaya dunia tidak benda (intangible
heritage). Sebuah kebanggan bagi masyarakat Indonesia, dengan pengakuan lembaga
dunia tersebut.

Berikut mari kita lihat bagaimana sejarah tari dari tanah rencong ini. Tari Saman
adalah sebuah tarian suku Gayo (Gayo Lues) yang biasa ditampilkan untuk merayakan
peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian Saman mempergunakan
bahasa Arab dan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk
merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur menyebutkan
tari Saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama
yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tari Saman ditetapkan UNESCO sebagai
Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6 Komite
Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, 24
November 2011.

Tari saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian ini
mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan
dan kebersamaan.
Sebelum saman dimulai yaitu sebagai mukaddimah atau pembukaan, tampil seorang
tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar)
atau nasihat-nasihat yang berguna kepada para pemain dan penonton.

Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan kontinu, pemainnya terdiri dari
pria-pria yang masih muda-muda dengan memakai pakaian adat. Penyajian tarian
tersebut dapat juga dipentaskan, dipertandingkan antara group tamu dengan grup
sepangkalan (dua grup). Penilaian ditititk beratkan pada kemampuan masing-masing
grup dalam mengikuti gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan oleh pihak lawan.


Tari Saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, akan tetapi
menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya
dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi
dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang
pemimpin yang lazimnya disebut Syech. Karena keseragaman formasi dan ketepatan
waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut
untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil

dengan sempurna. Tarian ini khususnya ditarikan oleh para pria.

Pada zaman dahulu,tarian ini pertunjukkan dalam acara adat tertentu,diantaranya
dalam upacara memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Selain itu,
khususnya dalam konteks masa kini, tarian ini dipertunjukkan pula pada acara-acara
yang bersifat resmi,seperti kunjungan tamu-tamu Antar Kabupaten dan Negara,atau
dalam pembukaan sebuah festival dan acara lainnya.

Untuk nyanyian para penari menambah kedinamisan dari tarian saman. Cara
menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman dibagi dalam 5 macam ( 1). Rengum, yaitu
auman yang diawali oleh pengangkat (2) Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh
semua penari (3) Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan
oleh seorang penari pada bagian tengah tari (4) Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan
oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda
perubahan gerak dan (5) Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari
setelah dinyanyikan oleh penari solo.

Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam tarian
saman: Tepuk tangan dan tepuk dada.Diduga,ketika menyebarkan agama islam,syeikh
saman mempelajari tarian melayu kuno,kemudian menghadirkan kembali lewat gerak
yang disertai dengan syair-syair dakwah islam demi memudakan dakwahnya.Dalam
konteks kekinian,tarian ritual yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media
untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan. Tarian
saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik,kerena hanya menampilkan gerak
tepuk tangan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang,kirep,lingang,surang-
saring (semua gerak ini adalah bahasa Gayo)

Pada umumnya,Tarian saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki, tetapi
jumlahnya harus ganjil.Pendapat Lain mengatakan Tarian ini ditarikan kurang lebih
dari 10 orang,dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil
bernyanyi.Namun, dalam perkembangan di era modern yang menghendaki bahwa
suatu tarian itu akan semakin semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah
yang lebih banyak. Untuk mengatur berbagai gerakannya ditunjuklah seorang pemimpin
yang disebut syeikh. Selain mengatur gerakan para penari,Syeikh juga bertugas
menyanyikan syair-syair lagu saman. yaitu ganit. (Adrial-dari berbagai sumber)

0 komentar:

Posting Komentar